Tetaplah demikian ke adaan Al Qur'an itu, artinya telah di tuliskan dalam satu naskah yang lengkap di atas lembaran-lembaran yang serupa ayat-ayat dalam sesuatu surat tersusun menurut tertib urut yang di tunjukan oleh Nabi, lembaran-lembaran ini di gulung dan di ikat dengan benang dan di simpan dengan rapi.
Dalam tulisan sebelum nya telah di jelaskan bahwa ketika permulaan pemerintahan khalifah Abu Bakar terjadilah riddah ( pemberontakan orang-orang murtad). Yang kemudian dapat di padamkan oleh Abu Bakar, maka setelah Jaziratul Arab tentram kembali mulailah Abu Bakar menyiarkan Islam kenegeri-negeri yang berdekatan.
Baca Juga: Al Qur'an di Masa Kepemimpinan Abu Bakar
Di masa beliau tentara Islam telah memasuki kota-kota Hirah dan Anbar di mesopotamia dan telah sampai di sungai yarmuk di syria, dan dimasa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab kaum muslimin telah menaklukan bactriane dekat sungai ayax (Amu Daria) di sebelah timur dan Mesir di sebelah barat.
Di masa khalifah Utsman bin Affan pemerintahan mereka telah sampai ke Armenia dan Azarbaiyan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah barat, dengan demikian kelihatanlah kaum Muslimin di waktu itu telah terpencar-pencar di Mesir, Syria, Iraq, Persia, Afrika.
Kemana mereka pergi dan dimana mereka tinggal Al Qur'annul karim tetap jadi imam mereka, di antara mereka banyak yang menghafal Al Qur'an itu, pada mereka ada naskah-naskah Al Qur'an itu tetapi naskah-naskah yang mereka punyai itu tidak sama susunan surat-suratnya.
Begitu juga ada di dapat di antara mereka perbedaan tentang bacaan Al Qur'an itu, asal mulanya perbedaan bacaan ini ialah karena Rasulullah sendiripun memberi kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab yang berada di masanya, untuk membaca dan melafazkan Al Qur'an itu menurut lahja (dialek) mereka masing-masing, kelonggaran ini di berikan oleh Nabi supaya mudah mereka menghafal Al Qur'an.
Tetapi kemudian kelihatan tanda-tanda bahwa perbedaan tentang bacaan Al Qur'an ini kalau di biarkan ini akan mendatangkan perselisihan dan perpecahan yang tidak di inginkan dalam kalangan kaum muslimin, orang yang mula-mula memperhatikan hal ini seorang sahabat yang bernama Huzaifah bin Yaman.
ketika beliau ikut dalam pertempuran menaklukan Armenia dan Azerbaiyan, dalam perjalanan dia pernah mendengar pertikaian kaum Muslimin tentang bacaan beberapa ayat Al Qur'an dan pernah mendengar perkataan seorang muslim kepada temannya, Bacaan saya lebih baik dari bacaan mu.
Keadaan ini mengagetkan Huzaifah, maka di waktu dia telah kembali ke Madinah segera di temuinya Utsman bin Affan dan segera di ceritakannya mengenai apa yang di lihat nya mengenai pertikaian kaum muslimin tentang bacaan Al Qur'an itu seraya berkata: Susullah umat Islam itu sebelum mereka berselisih tentang Al kitab sebagai perselisihan Yahudi dan Nasara.
Maka oleh khalifah Utsman bin Affan dimintakan kepada Hafsa binti Umar bin Khattab lembaran-lembaran Al Qur'an yang di tulis dimasa khalifah Abu Bakar yang di simpan oleh Hafsah untuk di salin dan oleh Hafsah lembaran-lembaran Al Qur'an itu di berikan kepada Utsman bin Affan.
Oleh Utsman di bentuklah satu panitia yang terdiri dari Zait bin Tsabit sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Ash dan Abdurahman bin Haris bin Hisyam, tugas panitia ini ialah membukukan Al Qur'an yakni menyalin dari lembaran-lembaran tersebut menjadi buku, dalam pelaksaan tugas ini Utsman menasihatkan supaya:
Al Qur'an yang telah di bukukan itu dinamai dengan Al Mushhaf dan oleh panitia di tulis lima buah Al Mushhaf, empat buah di antaranya di kirim ke Mekah, Syria, Basrah dan kufah, agar di tempat-tempat itu di salin pula dari masing-masing mushhaf itu dan satu buah di tinggalkan di maddinah untuk Utsman sendiri dan itulah yang dinamai dengan Mushhaf Al Imam.
Sesudah itu Utsman memerintahkan mengumpulkan semua lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Qur'an yang di tulis sebelum itu dan membakarnya, Maka dari mushhaf yang di tulis di zaman Utsman itulah kaum Muslimin di seluruh pelosok menyalin Al Qur'an itu.
Adapun kelainan bacaan sampai sekarang masih ada karena bacaan-bacaan yang di rawihkan dengan mutawatir dari Nabi terus di pakai kaum Muslimin dan bacaan-bacaan tersebut tidaklah berlawanan dengan apa yang di tulis dalam Mushhaf-mushhaf yang di tulis dimasa Utsman itu.
Dalam tulisan sebelum nya telah di jelaskan bahwa ketika permulaan pemerintahan khalifah Abu Bakar terjadilah riddah ( pemberontakan orang-orang murtad). Yang kemudian dapat di padamkan oleh Abu Bakar, maka setelah Jaziratul Arab tentram kembali mulailah Abu Bakar menyiarkan Islam kenegeri-negeri yang berdekatan.
Baca Juga: Al Qur'an di Masa Kepemimpinan Abu Bakar
Di masa beliau tentara Islam telah memasuki kota-kota Hirah dan Anbar di mesopotamia dan telah sampai di sungai yarmuk di syria, dan dimasa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab kaum muslimin telah menaklukan bactriane dekat sungai ayax (Amu Daria) di sebelah timur dan Mesir di sebelah barat.
Di masa khalifah Utsman bin Affan pemerintahan mereka telah sampai ke Armenia dan Azarbaiyan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah barat, dengan demikian kelihatanlah kaum Muslimin di waktu itu telah terpencar-pencar di Mesir, Syria, Iraq, Persia, Afrika.
Kemana mereka pergi dan dimana mereka tinggal Al Qur'annul karim tetap jadi imam mereka, di antara mereka banyak yang menghafal Al Qur'an itu, pada mereka ada naskah-naskah Al Qur'an itu tetapi naskah-naskah yang mereka punyai itu tidak sama susunan surat-suratnya.
Begitu juga ada di dapat di antara mereka perbedaan tentang bacaan Al Qur'an itu, asal mulanya perbedaan bacaan ini ialah karena Rasulullah sendiripun memberi kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab yang berada di masanya, untuk membaca dan melafazkan Al Qur'an itu menurut lahja (dialek) mereka masing-masing, kelonggaran ini di berikan oleh Nabi supaya mudah mereka menghafal Al Qur'an.
Tetapi kemudian kelihatan tanda-tanda bahwa perbedaan tentang bacaan Al Qur'an ini kalau di biarkan ini akan mendatangkan perselisihan dan perpecahan yang tidak di inginkan dalam kalangan kaum muslimin, orang yang mula-mula memperhatikan hal ini seorang sahabat yang bernama Huzaifah bin Yaman.
ketika beliau ikut dalam pertempuran menaklukan Armenia dan Azerbaiyan, dalam perjalanan dia pernah mendengar pertikaian kaum Muslimin tentang bacaan beberapa ayat Al Qur'an dan pernah mendengar perkataan seorang muslim kepada temannya, Bacaan saya lebih baik dari bacaan mu.
Keadaan ini mengagetkan Huzaifah, maka di waktu dia telah kembali ke Madinah segera di temuinya Utsman bin Affan dan segera di ceritakannya mengenai apa yang di lihat nya mengenai pertikaian kaum muslimin tentang bacaan Al Qur'an itu seraya berkata: Susullah umat Islam itu sebelum mereka berselisih tentang Al kitab sebagai perselisihan Yahudi dan Nasara.
Maka oleh khalifah Utsman bin Affan dimintakan kepada Hafsa binti Umar bin Khattab lembaran-lembaran Al Qur'an yang di tulis dimasa khalifah Abu Bakar yang di simpan oleh Hafsah untuk di salin dan oleh Hafsah lembaran-lembaran Al Qur'an itu di berikan kepada Utsman bin Affan.
Oleh Utsman di bentuklah satu panitia yang terdiri dari Zait bin Tsabit sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Ash dan Abdurahman bin Haris bin Hisyam, tugas panitia ini ialah membukukan Al Qur'an yakni menyalin dari lembaran-lembaran tersebut menjadi buku, dalam pelaksaan tugas ini Utsman menasihatkan supaya:
- Mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al Qur'an.
- Kalau ada pertikaian antara mereka tentang bahasa bacaan maka haruslah di tuliskan menurut dialek suku Quraisy, sebab Al Qur'an itu di turunkan menurut dialek mereka.
Al Qur'an yang telah di bukukan itu dinamai dengan Al Mushhaf dan oleh panitia di tulis lima buah Al Mushhaf, empat buah di antaranya di kirim ke Mekah, Syria, Basrah dan kufah, agar di tempat-tempat itu di salin pula dari masing-masing mushhaf itu dan satu buah di tinggalkan di maddinah untuk Utsman sendiri dan itulah yang dinamai dengan Mushhaf Al Imam.
Sesudah itu Utsman memerintahkan mengumpulkan semua lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Qur'an yang di tulis sebelum itu dan membakarnya, Maka dari mushhaf yang di tulis di zaman Utsman itulah kaum Muslimin di seluruh pelosok menyalin Al Qur'an itu.
Adapun kelainan bacaan sampai sekarang masih ada karena bacaan-bacaan yang di rawihkan dengan mutawatir dari Nabi terus di pakai kaum Muslimin dan bacaan-bacaan tersebut tidaklah berlawanan dengan apa yang di tulis dalam Mushhaf-mushhaf yang di tulis dimasa Utsman itu.
Al Qur'an di Masa Khalifah Utsman bin Affan
4/
5
Oleh
femoss