Wednesday, May 16, 2018

Al Qur'an di Masa Kepemimpinan Abu Bakar

Sesudah Rasulullah wafat, para sahabat baik Anshar maupun Muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai Khalifah, pada awal di masa pemerintahannya banyak di antara orang-orang Islam yang belum kuat Imannya.

Terutama di Nejed dan Yaman banyak di antara mereka yang menjadi murtad dari agamannya, dan banyak pula yang menolak membayar zakat, disamping itu banyak pula orang-orang yang mengaku diri nya sebagai Nabi.

nasuha.xyz

Hal ini di hadapi oleh Abu Bakar secara tegas, sehingga ia berkata terhadap orang-orang yang menolak membayar zakat itu demikian: Demi Allah kalau mereka menolak menyerahkan seekor anak kambing sebagai zakat seperti apa yang pernah mereka serahkan kepada Rasulullah, niscaya aku akan memerangi mereka.

Baca Juga:  Muncul nya Dajjal di Muka Bumi

Maka terjadilah peperangan yang hebat untuk menumpas orang-orang murtad dan pengikut-pengikut orang yang mengaku dirinya Nabi itu, di antara peperangan-peperangan itu yang terkenal adalah peperangan yamamah.

Tentara Islam yang ikut dalam peperangan ini kebanyakan terdiri dari para sahabat dan para penghafal Al Qur'an, dalam peperangan ini telah gugur tujuh puluh orang penghafal Al Qur'an bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghafal Al Qur'an dimasa Nabi pada suatu pertempuran di sumur Ma'unah dekat kota Madinah.

Oleh karena Umar bin Khattab khawatir akan gugur nya para sahabat penghafal Al Qur'an yang masih hidup, maka ia lalu datang kepada Abu Bakar memusyawaratkan hal ini, dalam buku-buku Tafsir dan Hadist percakapan antara Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit mengenai pengumpulan Al Qur'an di terang kan sebagai berikut.

Umar berkata kepada Abu Bakar : Dalam peperangan Yamamah para sahabat yang hafal Al Qur'an telah banyak yang gugur, saya khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya sehingga banyak Ayat-ayat Al Qur'an itu perlu di kumpulkan.

Abu Bakar menjawab : Mengapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak di perbuat oleh Rasulullah, Umar meenegaskan, Demi Allah ini adalah perbuatan yang baik, dan ia berulang kali memberikan alesan-alesan kebaikan mengumpulkan Al Qur'an ini, sehingga Allah membuka hati Abu Bakar untuk menerima pendapat Umar itu.

Kemudian Abu Bakar memanggil Zait bin Tsabit dan berkata kepadanya: Umar mengajaku mengumpulkan Al Qur'an lalu di ceritakannya segala pembicaraannya yang terjadi antara dia dengan Umar.

Baca Juga: Allah Juga Memberikan Nama Lain Pada Al Qur'an

Kemudian Abu Bakar berkata: Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas yang aku percayai sepenuhnya, dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu di suruh oleh Rasulullah, oleh karena itu maka kumpulkanlah ayat-ayat Al Qur'an itu.

Zaid menjawab: Demi Allah ini adalah pekerjaan yang berat bagiku, seandainya aku di perintahkan memindahkan sebuah bukit maka hal itu tidak lebih berat bagiku daripada mengumpulkan Al Qur'an yang engkau perintahkan itu. Dan dia berkata selanjutnya kepada Abu Bakar dan Umar, Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi, Abu Bakar menjawab, Demi Allah ini adalah perbuatan yang baik ia lalu memberikan alesan-alesan kebaikan mengumpulkan ayat-ayat Al Qur'an, sehingga membukakan hati Zaid,  kemudian ia mengumpulkan ayat Al Qur'an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing, dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al Qur'an.

Dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Al Qur'an itu Zaid bin Tsabit bekerja amat teliti, sekalipun beliau hafal Al Qur'an seluruhnya, tetapi untuk kepentingan pengumpulan Al Qur'an yang sangat penting bagi umat Islam itu masih memandang perlu mencocokan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain yang di saksikan oleh dua orang saksi.

Dengan demikian al Qur'an seluruhnya telah di tulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran, dan di ikatnya dengan benar, tersusun menurut urutan ayat-ayat nya sebagaimana yang telah di tetapkan oleh Rasulullah kemudian di serahkan kepada Abu Bakar.

Mushaf ini tetap di tangan Abu Bakar sampai ia meninggal, kemudian di pindahkan kerumah Umar bin Khattab dan tetap ada di sana selama pemerintahannya sesudah beliau wafat mushaf ini di pindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar, Istri Rasulullah sampai masa pengumpulan dan penyusun Al Qur'an di masa Khalifah Utsman.

Related Posts

Al Qur'an di Masa Kepemimpinan Abu Bakar
4/ 5
Oleh