Tuesday, February 19, 2019

Air Mata Rasulullah dan Kain Kafan Untuk Khadijah

Siti Khadijah adalah istri pertama Rasulullah, Orang yang pertama kali beriman kepada Allah dan kenabian Rasulullah orang yang sangat berjasa bagi dakwa Rasulullah dan penyebaran agama Islam, Sirti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasuluulah sekitar 50 tahun.


Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasulullah SAW, "Aku memohon maaf kepadamu ya Rasulullah kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu." Jauh dari itu ya Khadijah engkau telah mendukung da'wah Islam sepenuhnya (Jawab Rasulullah), kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik.

Fatimah putriku, aku yakin ajalku sudah segera tiba yang kutakutkan adalah siksa kubur tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku, mendengar itu Rasulullah SAW berkata "Wahai Khadijah Allah menitipkan salam kepadamu dan telah dipersiapkan tempatmu di surga."

Ummul mukminin Siti Khadijah pun menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya istri beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat, tumpahlah air mata mulia beliau dan semua orang yang ada disitu.

  • Kain Kafan Dari Allah 
Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan, Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya "Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril" Kain kafan ini untuk Khadijah, Untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan (Jawab Jibril) berhenti berkata kemudian menangis.

Rasulullah kemudian bertanya, Kenapa engkau menangis Ya Jibril. Cucumu yang satu Husain tidak memiliki kafan dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan sahut Jibril.

Baca Juga: Saat Bumi Berumur Delapan Ribu Tahun, Makhluk Ini Hanya Makan Biji Sawi

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, "Wahai Khadijah istriku sayang demi Allah aku takan pernah mendapatkan istri seperti mu, pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa, Allah maha mengetahui semua amalan mu.

Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam kaum musliminpun ikut menikmatinya, semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu, Namun begitu mengapa permohonan terakhirmu kepada ku hanyalah selembar sorban.

Terseduh Rasulullah mengenang Istrinya semasa hidup, seluruh kekayaan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam, dua pertiga kekayaan kota Mekah adalah milik Khadijah, tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.

Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan delapan puluh tiga tambalan diantaranya dengan kulit kayu, Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah.

"Ya Allah, ya Ilahi Rabbi limpahkanlah rahmatMU kepada Khadijah yang selalu membantuku dalam menegakan Islam, mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah."

Oh Khadijahku sayang kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku siapa lagi yang akan membantuku? Tiba-tiba Ali berkata, aku ya Rasulullah.

  • Pengorbanan Khadijah Semasa Hidup
Dikisahkan suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwa, beliau masuk kedalam rumah, Khadijah menyambut dan hendak berdiri di depan pintu ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah bersabda. "Wahai Khadijah tetaplah kamu ditempatmu" (ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi).

Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis, sering kali makanpun tak punya sehingga ketika Fatimah menyusui bukan air susu yang keluar akan tetapi darah, darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Baca Juga: Ternyata Beginilah Janji Nabi Muhammad SAW Untuk Umat Kristen dan Gerejanya.

Kemudia beliau mengambil Fatimah dari gendongan istrinya lalu diletakan di tempat tidur, Rasulullah yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu, lalu berbaringlah dipangkuan Khadijah.

Rasulullah tertidur ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang, tak terasa air mata menetes di pipi Rasulullah beliaupun terjaga, Wahai Khadijah mengapa engkau menangis, adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad (tanya Rasulullah dengan lembut).

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan, namun hari ini engkau telah dihina orang semua orang telah menjauhi dirimu seluruh kekayaanmu habis, adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku Muhammad, Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

Wahai Suamiku wahai Nabi Allah, bukan itu yang kutangiskam (jawab Khadijah),"Dahulu aku memiliki kemuliaan, kemulian itu telah aku serahkan untuk Allah dan Rasulnya, dahulu aku adalah bangsawan, kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan Rasulnya, dahulu aku memiliki harta kekayaan, seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasulnya."

Wahai Rasulullah sekarang aku tidak punya apa-apa lagi tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini, wahai Rasulullah sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekirany engkau hendak menyebrangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit ataupun jembatan.

Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu, ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang hak, ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah.

Karena itu peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah, alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yang dicintainya yaitu istrinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat..

Tahun tersebut disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah












Related Posts

Air Mata Rasulullah dan Kain Kafan Untuk Khadijah
4/ 5
Oleh