Saat itu beberapa kerabat Nabi SAW berkumpul untuk mengurus jenazah Nabi SAW, maka berkumpulah Ali bin Abi Thalib, Abas bin Abi Muthalib, dan kerabat-kerabat Nabi yang lainya dan semuanya sepakat untuk memandikan jenazah Nabi SAW.
Pada saat itu ada seorang sahabat bernama Qais kun Suhaini r.a. meminta ijin masuk rumah Ummul Mukminin Aisah, seraya berkata kepada Ali bin Abi Thalib "Wahai Ali atas nama persahabatan dan cinta kami kepada Rasulullah SAW ijinkan aku mengurus jenazah Nabi SAW", lalu Ali pun mengijinkannya.
Saat mereka sudah sepakat memandikan jenazah Nabi SAW mereka bingung apakah baju Nabi SAW dibuka ataukah dimandikan dalam berpakaian, (karena jenazah biasanya dibuka ketika dimandikan), dalam kondisi demikian tiba-tiba mereka semuanya mengantuk dan secara samar mereka mendengarkan suara dari pinggir dinding rumah Nabi SAW, yang mereka dengar mandikanlah Rasulullah SAW dengan pakaiannya.
Baca Juga: Ketika Umar Bin Khattab Dimarahi Istrinya
Maka pada saat itu Ali pun mendengarkan kalimat tersebut lalu dia mengatakan kepada yang lain apakah kalian mendengarkan apa yang aku dengarkan, maka mereka mengatakan ia, maka Abbas pun berkata ini jelas berita dari Allah SWT, maka mandikan Nabi SAW diatas pakaiannya jangan ada yang buka, siramkan saja air diatas baju Beliau SAW.
Ali lalu menyandarkan Nabi SAW di dadanya lalu Fadhl dan kutun yang yang membolak-balikan tubuh Nabi SAW serta kusola dan suqran yang menuangkan airnya sementara yang memandikan langsung adalah Abbas r.a., setelah selesai jenazah Nabi dimandikan maka beliau lalu dikafani dengan tiga lembar kain putih dan para sahabat yang memandikan sempat bingung dimanakah Nabi SAW dikuburkan.
Mereka bingung dimanakah Nabi akan dikuburkan apakah di daerah baqi tempat kuburan para sahabat ataukah di rumah Nabi SAW, dalam kondisi mereka bingung, mereka lalu bermusyawarah kepada Abu Bakr yang menjawab "Aku telah mendengar dari Nabi SAW beliau pernah bersabda: Kami para Nabi bila meninggal dunia akan dikuburkan ditempat ia wafat."
Saat akan dimakamkan pada saat itu para sahabat bingung lagi apakah kuburan Nabi SAW seperti Muhajirin tanpa lahat atau Anshor dengan lahat, Abbas berkata utuslah agar Abu Ubaidah dan Abu Thalha datang untuk ikut menguburkan Nabi SAW, biar nanti sahabat-sahabat ini yang memberi tahukan kepada kita mungkin mereka mempunyai Informasi dari Nabi.
Baca Juga: Kisah Syech Subaqir Ulama Penumbal Tanah Jawa
Abu Ubaidah r.a selalu betugas mengubur Muhajirin dan Abu Thalha selalu mengubur orang-orang Anshar maka dua orang ini dipanggil, siapa yang datang lebih dahulu kata Abbas maka kita mengikuti tata caranya, ternyata yang datang lebih dulu adalah Abu Thalha dari orang Anshar maka dikuburlah Nabi SAW sesuai dengan cara Anshar atau menggunakan lahat.
Sebelum dimasukan keliang lahat di umumkanlah siapa yang ingin mensholatkan Nabi SAW silahkan datang, maka berbondong-bondonglah kaum muslimin mensholati Rasulullah didalam rumah Aisah dan karena banyaknya yang mensholati, Aisyah berkata kami tidak mendengar suara diturunkannya jenazah Nabi SAW keliang lahat kecuali tengah malam.
Baca Juga: Ternyata Langit, Bumi Dan Gunung Menolak Ditawari Jadi Seperti Manusia
Ali, Fadhl,Kutun dan Suqran mereka berempat turun keliang lahat, termasuk yang menghadiri pemakaman Nabi SAW adalah al-Mughirah bin Su'bah yang sengaja melepaskan cincinnya melemparkan keliang lahat Nabi SAW,
Lalu ia berkata cincinku terjatuh dan aku akan mengambilnya maka Ali pun mengijinkan saat turun dan mengambil cincinnya maka Mughirahpun menyentuh tubuh Nabi SAW dan bekata aku ingin menjadi manusia terakhir yang menyentuh Nabi SAW.
Setelah selesai pemakaman Ali bin Abi Thalib kembali kerumahnya dan ia menemukan Fatimah sedang menangis dengan keras, seraya berkata kepada Ali "Apakah jiwa kalian mampu menuangkan tanah ketubuh Nabi SAW"
Semua perasaan para sahabat kala itu muncul karena cinta dan fahamnya mereka bahwa musibah yang paling besar adalah dengan terputusnya wahyu dari langit, perasaan para sahabat ini bukan hanya saat Nabi SAW meninggal dunia tapi setiap kali teringat Nabi SAW setelah itu.
Bahkan setiap orang beriman akan tersentuh dan air mata mereka tidak cukup dengan menetes tetapi dengan tunduknya hati dan anggota tubuh dan juga seluruh organ tubuhnya tunduk kepada hukum yang dibawa oleh nabi SAW.
Pada saat itu ada seorang sahabat bernama Qais kun Suhaini r.a. meminta ijin masuk rumah Ummul Mukminin Aisah, seraya berkata kepada Ali bin Abi Thalib "Wahai Ali atas nama persahabatan dan cinta kami kepada Rasulullah SAW ijinkan aku mengurus jenazah Nabi SAW", lalu Ali pun mengijinkannya.
- Memandikan Jenazah Nabi
Saat mereka sudah sepakat memandikan jenazah Nabi SAW mereka bingung apakah baju Nabi SAW dibuka ataukah dimandikan dalam berpakaian, (karena jenazah biasanya dibuka ketika dimandikan), dalam kondisi demikian tiba-tiba mereka semuanya mengantuk dan secara samar mereka mendengarkan suara dari pinggir dinding rumah Nabi SAW, yang mereka dengar mandikanlah Rasulullah SAW dengan pakaiannya.
Baca Juga: Ketika Umar Bin Khattab Dimarahi Istrinya
Maka pada saat itu Ali pun mendengarkan kalimat tersebut lalu dia mengatakan kepada yang lain apakah kalian mendengarkan apa yang aku dengarkan, maka mereka mengatakan ia, maka Abbas pun berkata ini jelas berita dari Allah SWT, maka mandikan Nabi SAW diatas pakaiannya jangan ada yang buka, siramkan saja air diatas baju Beliau SAW.
Ali lalu menyandarkan Nabi SAW di dadanya lalu Fadhl dan kutun yang yang membolak-balikan tubuh Nabi SAW serta kusola dan suqran yang menuangkan airnya sementara yang memandikan langsung adalah Abbas r.a., setelah selesai jenazah Nabi dimandikan maka beliau lalu dikafani dengan tiga lembar kain putih dan para sahabat yang memandikan sempat bingung dimanakah Nabi SAW dikuburkan.
- Dimanakah Nabi akan di kuburkan
Mereka bingung dimanakah Nabi akan dikuburkan apakah di daerah baqi tempat kuburan para sahabat ataukah di rumah Nabi SAW, dalam kondisi mereka bingung, mereka lalu bermusyawarah kepada Abu Bakr yang menjawab "Aku telah mendengar dari Nabi SAW beliau pernah bersabda: Kami para Nabi bila meninggal dunia akan dikuburkan ditempat ia wafat."
Saat akan dimakamkan pada saat itu para sahabat bingung lagi apakah kuburan Nabi SAW seperti Muhajirin tanpa lahat atau Anshor dengan lahat, Abbas berkata utuslah agar Abu Ubaidah dan Abu Thalha datang untuk ikut menguburkan Nabi SAW, biar nanti sahabat-sahabat ini yang memberi tahukan kepada kita mungkin mereka mempunyai Informasi dari Nabi.
Baca Juga: Kisah Syech Subaqir Ulama Penumbal Tanah Jawa
Abu Ubaidah r.a selalu betugas mengubur Muhajirin dan Abu Thalha selalu mengubur orang-orang Anshar maka dua orang ini dipanggil, siapa yang datang lebih dahulu kata Abbas maka kita mengikuti tata caranya, ternyata yang datang lebih dulu adalah Abu Thalha dari orang Anshar maka dikuburlah Nabi SAW sesuai dengan cara Anshar atau menggunakan lahat.
Sebelum dimasukan keliang lahat di umumkanlah siapa yang ingin mensholatkan Nabi SAW silahkan datang, maka berbondong-bondonglah kaum muslimin mensholati Rasulullah didalam rumah Aisah dan karena banyaknya yang mensholati, Aisyah berkata kami tidak mendengar suara diturunkannya jenazah Nabi SAW keliang lahat kecuali tengah malam.
Baca Juga: Ternyata Langit, Bumi Dan Gunung Menolak Ditawari Jadi Seperti Manusia
Ali, Fadhl,Kutun dan Suqran mereka berempat turun keliang lahat, termasuk yang menghadiri pemakaman Nabi SAW adalah al-Mughirah bin Su'bah yang sengaja melepaskan cincinnya melemparkan keliang lahat Nabi SAW,
Lalu ia berkata cincinku terjatuh dan aku akan mengambilnya maka Ali pun mengijinkan saat turun dan mengambil cincinnya maka Mughirahpun menyentuh tubuh Nabi SAW dan bekata aku ingin menjadi manusia terakhir yang menyentuh Nabi SAW.
- Selesainya pemakaman
Setelah selesai pemakaman Ali bin Abi Thalib kembali kerumahnya dan ia menemukan Fatimah sedang menangis dengan keras, seraya berkata kepada Ali "Apakah jiwa kalian mampu menuangkan tanah ketubuh Nabi SAW"
Semua perasaan para sahabat kala itu muncul karena cinta dan fahamnya mereka bahwa musibah yang paling besar adalah dengan terputusnya wahyu dari langit, perasaan para sahabat ini bukan hanya saat Nabi SAW meninggal dunia tapi setiap kali teringat Nabi SAW setelah itu.
Bahkan setiap orang beriman akan tersentuh dan air mata mereka tidak cukup dengan menetes tetapi dengan tunduknya hati dan anggota tubuh dan juga seluruh organ tubuhnya tunduk kepada hukum yang dibawa oleh nabi SAW.
Sahabat Sempat Panik Ketika Mengurus Jenazah Rasulullah SAW
4/
5
Oleh
femoss
1 komentar:
Bukankah Rasul telah menjelaskan semua ajaran Allah dengan jelas, mngapa para sahabt bisa panik dan bingung dalam memndikan jenazah rasul?
Reply