Pada suatu hari setelah Nabi Muhammad SAW selesai mengerjakan sholat, beliau tetap berada dalam masjid bersama para sahabatnya kemudian datanglah seorang Arab badui berusia renta dan berpakaian kumal, "Ya Rasulullah saya sangat lapar mohon saya di beri makanan sekedarnya."
Lihatlah saya tidak mempunyai pakaian selain yang saya pakai untuk menutup aurat seperlunya (kata Arab badui itu), lalu Rasulullah SAW sendiri menanggapinya "Sayang aku sendiri tidak mempunyai sesuatu yang pantas aku beri padamu."
Namun cobalah engkau pergi menemui orang yang dicintai Allah dan Rasul nya, ia lebih mengutamakan orang lain yang menderita daripada dirinya sendiri, ia bernama Fatimah putriku, Rumahnya dekat sekali dengan rumahku.
Baca Juga: Bal'am Bin Bauroh Ulama Yang Mengkhianati Allah
Lalu pergilah Arab badui itu kerumah Fatimah, dirumah Fatimah orang itu disambut baik dan ramah, bapak darimana tanya Fatimah dengan lembut, ia menjawab "Saya orang tua dari pegununganyang jauh dari sini," tadi saya bertemu dengan ayahmu wahai putri Rasulullah.
Saya lapar sekali pakaian ini pun sudah amat kumal, tolong saya diberi makan dan pakaian seperlunya saja, mudah-mudahan Allah melimpahkan RahmatNya kepadamu, saat itu putri Rasulullah sangat bingung memikirkan sekiranya apa yang akan diberikan kepada orang tua itu.
Ia dan keluarganya saja sudah berpuasa tiga hari karena tidak memiliki sesuatu apapun untuk dimakan, akan tetapi melihat orang tua yang demikian sengsara Fatimah tentu saja tidak bisa membiarkannya ia tidak ingin orang tua itu pergi dengan tangan hampa.
Baca Juga: Reaksi Rasulullah SAW Ketika berhadapan dengan Pembunuh Pamannya
Lalu ia mencari-cari apa yang bisa diberikan dan pilihannya jatuh pada alas tidur yang terbuat dari kulit kambing alas ini milik Al-Hasan, setelah menerima alas tidur tersebut orang tua itu berkata, "Hai putri Rasulullah apa yang saya bisa perbuat dengan kulit kambing ini."
Saya sangat lapar dan membutuhkan pakaian secukupnya kulit kambing ini tidak dapat menghilangkan lapar dan menutup aurat, teguran itu tentu membuat Fatimah malu dalam keadaan malu itu ia teringat akan kalung pemberian bibinya.
Lalu ia segera menyerahkan kalung tersebut kepada orang Arab badui itu, ambilah ini mudah-mudahan Allah menggantinya dengan karunia yang lebih baik (kata Fatimah), tentu saja hal ini membuat hati orang tua itu gembira lantas ia pergi kemasjid.
Baca Juga: Umar bin Khattab Khawatir Putrinya Di Ceraikan Rasulullah SAW
Di sana Rasulullah masih di kelillingi sahabatnya, lalu orang Arab badui ini memberitahu seraya menunjukan kepada Rasulullah seuntai kalung yang diberikan Fatimah kepadanya, melihat itu tanpa sadar Rasulullah meneteskan air mata menyaksikan kemurahan hati putrinya.
Ammar bin Yasir yang menyaksikan adegan itu seraya berkata "Ya Rasulullah bolehkah aku membeli kalung itu," sambil menyeka air matanya beliau berkata "Belilah jika engkau mau," Ammar kemudian bertanya kepada orang tua itu, berapa kalung ini hendak engkau jual.
Ia menjawab, seharga beberapa potong roti dan daging untuk menghilangkan lapar dan secarik kain yang dapat saya pergunakan untuk menutup aurat agar saya bisa melaksanakan shalat dengan sempurna, selain itu saya menginginkan ongkos untuk pulang satu dinar.
Ammar serta merta berkata, baiklah kalung itu aku beli dengan uang dua puluh dinar dan seratus dirham, selain itu engkau akan kuberi beberapa potong roti dan daging untuk menghilangkan rasa lapar ditambah lagi engkau akan kuberi pakaian dan seekor unta untuk tungganganmu dalam perjalanan pulang.
Setelah semua urusan selesai orang tua tersebut dengan perut kenyang dan pakaian rapi sambil menuntun unta menghadap Rasulullah SAW, Beliau lantas bertanya "Bagaimana keadaanmu sekarang sudahkah engkau kenyang dan mempunyai pakaian."
Ia menjawab "Ya Rasulullah, saya rasa lebih dari itu bahkan saya sekarang merasa sudah kaya, sambil berkata ia memperlihatkan uang baju yang dipakainya dan unta yang ditungganginya, kalau begitu balaslah budi Fatimah kepadamu.
Lalu orang tua itu menengadahkan kedua tangan kelangit seraya berdoa, "Ya Allah tiada kusembah selain Engkau, Karuniakanlah ia sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan didengar telinga. Mendengar doa tersebut Rasulullah SAW mengarahkan pandangan kepada para sahabat.
Lalu beliau bersabda. "Sesungguhnya di dunia ini Allah SWT telah memberikan kepada Fatimah apa yang dimohonkan oleh orang tua tadi, ia mempunyai ayah seorang nabi dan Rasul utusan Allah kepada seluruh umat manusia dan alam semesta."
"Ia memperoleh Ali bin Abi Thalib tidak ada peria yang sepadan menjadi suaminya. Allah menganugrahi juga dua orang anak laki-laki Al Hasan dan Al Husain, tidak ada anak lain yang menyamai mereka berdua, dua-duanya cucu seorang Nabi yang akan menjadi pemuda penghuni surga yang terkemuka."
Setelah berhenti sejenak beliau kemudian bersabda lagi "Malaikat Jibril telah datang kepadaku memberi tahu bahwa pada saat Fatimah meninggal dunia, di dalam kuburnya ia di datangi Malaikat dan di tanya, siapa Tuhanmu maka Fatimah menjawab Allah, dan ditanya lagi Siapa Nabimu ia menjawab Ayahku.
Akan halnya dengan kalung itu setelah Ammar menerima kemudian ia membungkusnya, lalu menyuruh seorang budak bernama Saham menemui Fatimah dan menyerahkan kalung tersebut, lalu pergilah Saham menemui putri Rasulullah dan menyerahkan kalung itu kepada Fatimah.
Fatimah menerima pemberian itu dengan perasaan bersyukur tiada henti, setelah menerima kalung itu, Fatimah berterima kasih lalu ia berkata "Hai Saham mulai saat ini engkau merdeka", begitu senangnya hati Saham mendengar kata-kata Fatimah lalu ia berlari dan meloncat riang gembira seperti anak-anak.
Lihatlah saya tidak mempunyai pakaian selain yang saya pakai untuk menutup aurat seperlunya (kata Arab badui itu), lalu Rasulullah SAW sendiri menanggapinya "Sayang aku sendiri tidak mempunyai sesuatu yang pantas aku beri padamu."
Namun cobalah engkau pergi menemui orang yang dicintai Allah dan Rasul nya, ia lebih mengutamakan orang lain yang menderita daripada dirinya sendiri, ia bernama Fatimah putriku, Rumahnya dekat sekali dengan rumahku.
Baca Juga: Bal'am Bin Bauroh Ulama Yang Mengkhianati Allah
Lalu pergilah Arab badui itu kerumah Fatimah, dirumah Fatimah orang itu disambut baik dan ramah, bapak darimana tanya Fatimah dengan lembut, ia menjawab "Saya orang tua dari pegununganyang jauh dari sini," tadi saya bertemu dengan ayahmu wahai putri Rasulullah.
Saya lapar sekali pakaian ini pun sudah amat kumal, tolong saya diberi makan dan pakaian seperlunya saja, mudah-mudahan Allah melimpahkan RahmatNya kepadamu, saat itu putri Rasulullah sangat bingung memikirkan sekiranya apa yang akan diberikan kepada orang tua itu.
Ia dan keluarganya saja sudah berpuasa tiga hari karena tidak memiliki sesuatu apapun untuk dimakan, akan tetapi melihat orang tua yang demikian sengsara Fatimah tentu saja tidak bisa membiarkannya ia tidak ingin orang tua itu pergi dengan tangan hampa.
Baca Juga: Reaksi Rasulullah SAW Ketika berhadapan dengan Pembunuh Pamannya
Lalu ia mencari-cari apa yang bisa diberikan dan pilihannya jatuh pada alas tidur yang terbuat dari kulit kambing alas ini milik Al-Hasan, setelah menerima alas tidur tersebut orang tua itu berkata, "Hai putri Rasulullah apa yang saya bisa perbuat dengan kulit kambing ini."
Saya sangat lapar dan membutuhkan pakaian secukupnya kulit kambing ini tidak dapat menghilangkan lapar dan menutup aurat, teguran itu tentu membuat Fatimah malu dalam keadaan malu itu ia teringat akan kalung pemberian bibinya.
Lalu ia segera menyerahkan kalung tersebut kepada orang Arab badui itu, ambilah ini mudah-mudahan Allah menggantinya dengan karunia yang lebih baik (kata Fatimah), tentu saja hal ini membuat hati orang tua itu gembira lantas ia pergi kemasjid.
Baca Juga: Umar bin Khattab Khawatir Putrinya Di Ceraikan Rasulullah SAW
Di sana Rasulullah masih di kelillingi sahabatnya, lalu orang Arab badui ini memberitahu seraya menunjukan kepada Rasulullah seuntai kalung yang diberikan Fatimah kepadanya, melihat itu tanpa sadar Rasulullah meneteskan air mata menyaksikan kemurahan hati putrinya.
Ammar bin Yasir yang menyaksikan adegan itu seraya berkata "Ya Rasulullah bolehkah aku membeli kalung itu," sambil menyeka air matanya beliau berkata "Belilah jika engkau mau," Ammar kemudian bertanya kepada orang tua itu, berapa kalung ini hendak engkau jual.
Ia menjawab, seharga beberapa potong roti dan daging untuk menghilangkan lapar dan secarik kain yang dapat saya pergunakan untuk menutup aurat agar saya bisa melaksanakan shalat dengan sempurna, selain itu saya menginginkan ongkos untuk pulang satu dinar.
Ammar serta merta berkata, baiklah kalung itu aku beli dengan uang dua puluh dinar dan seratus dirham, selain itu engkau akan kuberi beberapa potong roti dan daging untuk menghilangkan rasa lapar ditambah lagi engkau akan kuberi pakaian dan seekor unta untuk tungganganmu dalam perjalanan pulang.
Setelah semua urusan selesai orang tua tersebut dengan perut kenyang dan pakaian rapi sambil menuntun unta menghadap Rasulullah SAW, Beliau lantas bertanya "Bagaimana keadaanmu sekarang sudahkah engkau kenyang dan mempunyai pakaian."
Ia menjawab "Ya Rasulullah, saya rasa lebih dari itu bahkan saya sekarang merasa sudah kaya, sambil berkata ia memperlihatkan uang baju yang dipakainya dan unta yang ditungganginya, kalau begitu balaslah budi Fatimah kepadamu.
Lalu orang tua itu menengadahkan kedua tangan kelangit seraya berdoa, "Ya Allah tiada kusembah selain Engkau, Karuniakanlah ia sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan didengar telinga. Mendengar doa tersebut Rasulullah SAW mengarahkan pandangan kepada para sahabat.
Lalu beliau bersabda. "Sesungguhnya di dunia ini Allah SWT telah memberikan kepada Fatimah apa yang dimohonkan oleh orang tua tadi, ia mempunyai ayah seorang nabi dan Rasul utusan Allah kepada seluruh umat manusia dan alam semesta."
"Ia memperoleh Ali bin Abi Thalib tidak ada peria yang sepadan menjadi suaminya. Allah menganugrahi juga dua orang anak laki-laki Al Hasan dan Al Husain, tidak ada anak lain yang menyamai mereka berdua, dua-duanya cucu seorang Nabi yang akan menjadi pemuda penghuni surga yang terkemuka."
Setelah berhenti sejenak beliau kemudian bersabda lagi "Malaikat Jibril telah datang kepadaku memberi tahu bahwa pada saat Fatimah meninggal dunia, di dalam kuburnya ia di datangi Malaikat dan di tanya, siapa Tuhanmu maka Fatimah menjawab Allah, dan ditanya lagi Siapa Nabimu ia menjawab Ayahku.
Akan halnya dengan kalung itu setelah Ammar menerima kemudian ia membungkusnya, lalu menyuruh seorang budak bernama Saham menemui Fatimah dan menyerahkan kalung tersebut, lalu pergilah Saham menemui putri Rasulullah dan menyerahkan kalung itu kepada Fatimah.
Fatimah menerima pemberian itu dengan perasaan bersyukur tiada henti, setelah menerima kalung itu, Fatimah berterima kasih lalu ia berkata "Hai Saham mulai saat ini engkau merdeka", begitu senangnya hati Saham mendengar kata-kata Fatimah lalu ia berlari dan meloncat riang gembira seperti anak-anak.
Karunia Fatimah Az Zahra Yang belum Pernah Di Lihat Mata Dan Di Dengar Telinga
4/
5
Oleh
femoss